Minggu, 21 Oktober 2012


Cubung Wulung 

                                                                                              edohaput


Ketigapuluhsembilan

Malam ini malam ketiga tidak pulangnya yu Jumprit. Menghilangnya yu Jumprit cepat menyebar. Tidak satupun warga, dari orang dewasa sampai anak - anak yang tidak tahu kalau yu Jumprit menghilang. Tidak satupun warga yang tidak membicarakan yu Jumprit. Mereka hanya bisa menerka - nerka ke mana yu Jumprit pergi. Ada yang menerka yu Jumprit pergi bertapa untuk memperdalam kesaktiannya, agar bisa benar - benar seperti Nyi Ramang. Ada yang menerka yu Jumprit pergi entah kemana karena tidak kuat ketempatan jimat warisan Nyi Ramang. Bahkan ada yang nekat berpendapat yu Jumprit pergi karena tidak mau dinikahi pak Pedut. Para tetua desa menyatakan yu Jumprit dibawa Gendruwo. Karena yu Jumprit lama menjanda, maka dia diincar Gendruwo laki - laki. Pada saatnya nanti yu Jumprit akan dikembalikan. Sekarang sedang dipakai oleh Gendruwo sebagai pemuas birahinya. Lain lagi pendapat para pemuda termasuk Gudel, yu Jumprit hilang pasti ada kaitannya dengan jimat. Barangkali sekarang sedang ada orang yang memperdaya yu Jumprit. 
Semua warga merasa kawatir. Semua warga merasa ikut kehilangan. Sudah lama orang mengharap segera ada pengganti Nyi Ramang. Sekarang yu Jumprit sudah diketahui sebagai pengganti Nyi Ramang. Tetapi yu Jumprit yang belum lama bisa menggantikan Nyi Ramang sekarang malah tiba - tiba menghilang. Tidak sedikit juga warga yang menduga yu Jumprit pergi membawa Jimat, dan akan dimanfaatkannya di tempat lain. Prasangka - prasangka jelekpun muncul. Jangan - jangan yu Jumprit berniat menjual jimat itu kepada orang kaya entah dari mana. Dan sekarang yu Jumrpit sedang bersembunyi di satu tempat bersama orang kaya itu. Orang hanya bisa menerka, menduga, dan berprasangka tanpa bisa menarik kesimpulan yang bisa dipercayai. 

Udara dingin disertai turunya gerimis membuat malam menjadi kekes. Pak Pedut yang sudah dua malam tidak bisa memejamkan mata, terlena mendengkur di kursi ruang tamu. Kliwon yang tidak peduli dengan kepergian yu Jumprit juga sudah terdengar dengkurannya. Menik menemani Juragan Rase yang sejak menjelang malam tiba sudah berada di dapur menunggui Menik sibuk. " Sudah Nik. Kita sudahi ngomongkannya yu Jumprit. Sekarang ganti aku mau ngomong penting." Juragan Rase menggeser duduknya mendekati Menik. Duduknya juraga Rase menjadi sangat dekat. Menik membaui wanginya baju juragan Rase. Bau wangi yang sangat jarang hinggap di hidungnya. Bau wangi yang sangat menggoda hibungnya untuk terus ingin mengirupnya. " Nik, ahkir - ahkir ini perasaanku sangat aneh. Tiba - tiba menyukaimu. Aku jadi selalu merindukanmu. Dan malam ini aku menyatakan ingin menikahimu." Juragan Rase mengatakan kalimat - kalimat yang sebenarnya sudah cukup lama disusunnya, hanya baru kali ini ada kesempatan diucapkannya di depan Menik. " Kang ...." Menik lirih berucap dan buru - buru oleh juragan Rase bibirnya ditutup dengan jari agar Menik tidak meneruskan kalimatnya. Juragan Rase merogoh sakunya dan mengeluarkan cincin berlian. " Nik, ... " Juragan Rase meraih tangan Menik dan memakaikan cincin di jari manis Menik. " Kang... " Menik Menatap mata Juragan Rase. Juragan Rase tersenyum dan tiba - tiba Menik telah berada di pelukannya. Juragan Rase tidak menyia - nyiakan kesempatan segera bibir menik dicium dengan kelembutan dan dengan semangat perasaan cintanya. Pikiran Menik melayang kepada Gono. Dibayangkannya yang sedang memeluknya sekarang ini adalah Gono. Yang menciumnya Gono. Maka Menik dengan semangat rindunya kepada Gono dibalaslah ciuman juragan Rase. 

Gudel melangkah dengan cepat. Ia tidak ingin sampai di rumah Menik terlalu malam. Jangan - jangan Menik sudah tidur. Hari ini Gudel bersama dengan para pemuda yang menjadi teman - teman dekatnya menyusuri hutan untuk mencari yu Jumprit. Gudel dan teman - temannya akan mencari yu Jumprit kemana saja. Hari ini hutan yang menjadi sasaran. Besuk Gudel akan pergi kelain tempat. Gudel berniat menyusuri tempat - tempat dimana dulu sering dikunjungi yu Jumprit. Sejak suami meninggal yu Jumprit suka pergi ke tempat - tempat yang dulu pernah didatangi ketika masih pacaran. Gudel sangat percaya diri akan menemukan yu Jumprit. Karena dengan ditemukannya yu Jumrpit berarti dirinya akan mempunyai jasa besar terhadap Menik. Gudel berharap bisa semakin dekat dengan Menik. Sampai di depan pintu dapur rumah Menik Gudel terhenti dan tidak jadi mengetuk pintu karena kupingnya mendengar ada desahan dari dalam dapur. Dan rasanya desahan seperti ini pernah didengarnya ketika waktu itu dirinya pernah mencumbu Menik. Gudel menempelkan mata di celah pintu yang sedikit terbuka. Jantung Gudel berdegup keras karena saking kagetnya. Kakinya serasa tidak mampu lagi menopang tubuh besarnya. Perasaan cemburunya meledak. Rasa marahnya tidak tertahankan. Betapa tidak, dilihatnya Menik sedang dipeluk juragan Rase. Mereka sedang berciuman. Dan Gudel melihat dengan jelas tangan jurgan Rase telah menelusup di balik kain yang membungkus dada Menik. Dilihatnya pula kaki Menik yang bergerak - gerak. Juragan Rase memelorotkan kain atas yang dikenakan Menik. Gudel melihat payudara Menik terbuka. Dan Juragan rase menundukkan kepala mendekatkan mulutnya ke payudara Menik. Gudel menyaksikan pemadangan yang sangat membuatnya marah. Juragan Rase melahap puting susu Menik berganti - ganti. Rupanya Menik terlena jadi membiarkan saja juragan Rase mencubunya sejauh itu. Menik menggeliat - geliat dan juragan Rase semakin menyerbu. Menik bergerak - gerak keras dan desahannya tidak tertahankan. Suara derit amben semakin keras saja. Dipikiran Gudel Menik menikmati cumbuan juragan Rase. Gudel sangat cemburu. Gudel sangat marah. Muncul sifat berangsannya. Rasanya ingin ditendangnya keras - keras pintu dapur. Niatnya diurungkan karena pikiran warasnya berkata. Tindakannya pasti tidak akan dimaafkan Menik. Yang dilakukan Gudel kemudian cuma membalikkan badan dan ngeloyor pergi. Tetapi karena rasa cemburunya begitu buta dan amarahnya sangat kuat tiba - tiba ditendangnya kayu yang kebetulan tergeletak di halaman. Mencelat kayu ke atas dan jatuh di genteng dapur rumah Menik. 
Mendengar suara di atas genteng, Menik kaget dan tersadar dari semua yang dilakukannya. Begitu juga juragan Rase yang segera menghentikan cumbuannya. Menik cepat - cepat membenahi kainnya untuk menutupi dadanya yang sangat terbuka. Sementara juragan Rase kikuk menutup - nutupi bagian depan celananya, karena tadi telah sempat burungnya menyemprotkan cairan kelelakiannya. Buru - buru juragan Rase meninggalkan dapur dan menerobos kegelapan malam. 

bersambung ............





Tidak ada komentar:

Posting Komentar