Rabu, 13 Juni 2012


Cubung Wulung

                                                                                                  edohaput

Kelima

Tumi merencanakan memasang jerat. Tumi bertekat mendapatkan Gudel. Walaupun harus dengan melaksanakan cara - cara yang tidak umum. Tumi sangat berhasrat dipacari Gudel. Dengan cara yang seperti apapun ia harus mendapatkan Gudel. Pemuda lain sudah tidak terlihat di mata Tumi. Gudel menjadi satu - satunya idamannya. Jangankan melihat, baru mengingat saja jantung sudah berdesir. Kalau sedang berhadapan dengan Gudel Tumi merasakan seluruh kulitnya merinding. Debar jantung menjadi meningkat. Gudel sangat menarik perhatiannya. Sebenarnya sudah sejak lama Tumi menaruh hati. Tetapi baru ahkir - ahkir seiring dengan kedewasaannya bertambah Tumi menjadi semakin menggebu. Di benaknya Gudel adalah pria yang akan mampu memberikan segala - galanya. Bertubuh kekar pasti akan suka bekerja keras. Sawah ladangnya yang berlebih akan ada orang yang bisa membantu menggarapnya. Walaupun tingkah polahnya berangasan sebenarnya Gudel baik hati. Suka membantu orang yang membutuhkan pertolongan. Tidak congkak. Hanya saja Gudel memang suka bicara keras, ceplas - ceplos, tidak suka menutup - nutupi. Dan kalau sudah ngomong tidak terkontrol. Tidak jarang bahkan sering sekali jika sedang berkumpul dengan yang lain - lain suka ngomong jorok. Kalau sudah ngomongkan perempuan tidak ada yang ketinggalan milik perempuan diomongkan. Seperti biasanya kalau sudah begitu Gudel terbahak - bahak keras. Kalau sedang bersama perawan - perawan tangannya tidak bisa berhenti bergerak. Ada saja yang dilakukannya. Menjawil, memegang hidung, tak jarang nekat menyenggol buah dada perawan yang di dekatnya. Kalau sedang kumpul - kumpul, banyak teman perawannya menjerit dan memaki - maki lantaran tangan Gudel yang sering nekat. Gudel yang dimaki - maki biasanya hanya terbahak dan ngeloyor pergi. Aneh justru tingkah polah Gudel yang seperti itulah yang amat disukai Tumi. 
Tumi menulis surat yang isinya mengajak Gudel pergi ke hutan. Tumi tidak malu - malu lagi. Sebagai perempuan seharusnya dia menunggu. Tetapi justru ia yang agresif. Tumi sudah bosan melakukan godaan - godaan terhadap Gudel. Godaan - godaannya tidak pernah mendapat tanggapan. Tingkah polahnya selalu luput dari perhatian Gudel. Padahal Tumi tahu kalau sifat Gudel yang berangasan pasti mudah digoda. Tetapi terhadap godaan - godaan yang dilakukannya Gudel acuh saja. Tumi menjadi bingung. Padahal rasa sukanya terhadap Gudel rasanya suda tidak terbendung. 

Gudel menerima secarik kertas tanpa amplop dari seorang anak kecil. Gudel mengerinyitkan dahinya setelah membaca satu kalimat yang ada di kertas itu. Kang yuk kita hutan ! Anak kecil pengantar surat mau segera lari meninggalkan Gudel. Cepat - cepat Gudel meraih tangannya. " Tunggu !" Gudel segera masuk rumah. Dengan pensil ditulisnya kalimat di bawah kalimat yang di tulis Tumi. Mau, besuk siang ya, Tum ! Gudel memberikan kembali secarik kertas dari Tumi. " Berikan lagi ini kepada mbakyumu !" 

Tumi sangat girang menerima jawaban dari Gudel. Rencananya menjerat Gudel bakal terlaksana. Pagi - pagi ia akan mandi air kembang. Agar Gudel terangsang oleh bau badannya yang wangi. Rok terbaik akan dikenakan. Bukan hanya rok yang terbaik tetapi rok yang longgar. Dengan mengenakan rok longgar Tumi berharap Gudel tidak akan sulit merogoh - rogoh apa yang ada di balik roknya. Tumi sengaja tidak akan pakai kutang. Maksud Tumi agar nanti tidak ribet melepaskannya kala tangan Gudel merogoh kesana. Tumi juga tidak akan mengenakan celana dalam. Dengan begitu Gudel tidak akan susah - susah memelorotkannya. Besuk siang Gudel pasti akan seru menggelutinya. Guguran bungan cemara yang mereka pakai alas untuk tiduran di tengah hutan cemara pasti akan berhamburan oleh polah Gudel dalam menggumulinya. Gudel pasti akan sangat gemas dengan tubuhnya. Tumi membayangkan pasti besuk Gudel akan mengejaknya bicara yang jorok - jorok, lalu mencoba merangkulnya. Tumi akan pura - pura menghindar. Dan Gudel akan terus merangsek. Ahkirnya Tumi dalam pelukan Gudel. Mula - mula Gudel pasti akan menciumi bibirnya. Dan tangannya pasti tidak tahan untuk menggerayangi tubuhnya. Serangan birikutnya sambil menciumi bibir dan lehernya tangan Gudel pasti akan sampai di buah dadanya dan meremas - remas dengan gemasnya karena Gudel sudah dipenuhi nafsu birahinya. Saat itu pasti napas Gudel sudah ngos - ngosan dan pikirannya sudah tidak terkendali. Gudel pasti akan segera melepas celananya dan akan segera menindihnya. Dan Gudel pasti akan segera memegangi pahanya dan memelorotkan celana dalamnya. Tetapi ketika tangan Gudel tahu kalau miliknya tidak ditutupi celana dalam pasti tindakan Gudel berikutnya akan mengangkangkan pahannya  dan mengarahkan yang telah mencuat kaku ke miliknya. Dengan begitu Gudel pasti terjerat. 

Tumi sudah berketetapan kalau besuk siang keperawanannya akan diserahkan ke Gudel. Dan selanjutnya Tumi berharap dirinya akan hamil. Kemudian Gudel dimintanya bertanggung jawab. ahkirnya cita - cita Tumi memiliki Gudel akan kesampaian. Gudel akan menjadi suaminya. Tumi akan selalu mencintainya. Tumi akan selalu melayaninya. Gudel akan menjadi ayah dari anak - anaknya. Gudel akan menjadi teman hidupnya selama - lamanya. 

Esuknya siang yang ditunggu tiba. Tumi yang wangi.Tumi yang mengenakan rok terbaiknya dan rok longgarnya serta Tumi yang tidak mengenakan kutang dan celana dalam telah menunggu Gudel di teras rumahnya. Tumi menunggu Gudel datang. Tumi begitu gelisah. Setengah jam telah lewat dari siang yang seharusnya, Gudel belum datang. Sesekali Tumi melihat ke jalan di depan rumahnya dan melongok. Belum juga tampak Gudel berjalan ke arah rumahnya. Tiba - tiba terdengar di telinga Tumi suara gendong. Gendong adalah kentongan sebesar kerbau yang ditempatkan di rumah pak kadus dibunyikan orang sebanyak dua belas kali. Dan dibunyikan berulang - ulang. Tumi tahu kalau gendong yang dipukul demikian adalah tandanya di dusun ada orang meninggal. Tumi bertanya - tanya siapa gerangan yang meninggal dunia ? Sebentar kemudian jalanan menjadi ramai. Banyak orang keluar rumah ingin menyakinkan siapa yang hari itu meninggal. Ada juga orang - orang yang setengah berlari menuju sumber suara gendong. Mereka ingin menanyakan siapa yang siang ini meninggal. 

bersambung ......................                             


Tidak ada komentar:

Posting Komentar