Rabu, 21 November 2012


Cubung Wulung 

                                                                                              edohaput


Keempatpuluhenam

Hari siang panas. Di sawah Gudel berhasil menemui Kemi. Sudah berhari - hari Gudel mengincar untuk bisa bertemu dengan Kemi. Tetapi Kemi tidak pernah keluar rumah. Sangat jarang Kemi keluar dari rumah pak Lurah. Kalau tidak ada pekerjaan sawah yang menuntut dirinya membantu, Kemi tidak ke sawah. Kesempata yang ditunggu - tunggu Gudel datang. Kemi ke sawah untuk membantu merabuk tanaman di sawah pak Lurah. Pak Lurah, bu Lurah dan para pekerja sedang pulang ke rumah untuk makan siang. Tinggal Kemi sendiri di sawah menebar rabuk. Ini kesempatan bagi Gudel untuk menemui Kemi. Gudel yang sudah berhari - hari selalu mengintai kegiatan Kemi, kini sangat beruntung bisa menemui kemi. Setengah berlari Gudel mendekati Kemi. 
" Sendiri ya Mi !" Sapa Gudel yang mengagetkan Kemi yang lagi membungkuk - bungkuk menebar rabuk ke setiap tanaman. " Lho kok kang Gudel ?" Kemi berdiri tegak dan menatap Gudel, dan kekagetannya masih nampak di raut mukanya. Kemi tidak pernah bertemu dengan Gudel. Selain jarak rumah pak Lurah dengan rumah Gudel cukup jauh, juga karena memang Kemi sangat jarang diminta juragannya untuk keluar rumah. " Ya, Mi. Kamu dak ikut pulang makan siang ya ?" Tanya Gudel familier. " Dak kang, aku diminta menyelesaikan menebar rabuk ini !" Jawab Kemi. " Mi, aku mau ada perlu sama kamu, sini duduk di pematang sini, Mi. Aku mau ngomong !" Setengah berteriak Gudel meminta Kemi. Kemi yang berada di tengah sawah segera berhenti dari menebar rabuk dan berjalan mendekati dimana Gudel berdiri di pematang. " Kok bikin deg - degan ta, kang ? Ada apa ?" Kemi duduk di pematang diikuti Gudel yang duduk di samping Kemi. " Ah dak begitu penting kok, Mi. Cuma .... cuma mau tanya sedikit sama kamu kok, Mi. " Gudel bingung juga setelah dekat dengan Kemi. Rencananya yang menggebu mau bertanya tentang kegiatannya Genjik selama ini menjadi buyar. Gudel takut juga, jangan - jangan Kemi nanti akan membeberkan maksudnya kepada Genjik. Ini bisa jadi runyam. Kalau Genjik tahu dirinya sedang menyelidiki Genjik, jangan - jangan Genjik nanti marah. Dan bisa - bisa dirinya harus berhadapan dengan Genjik. Genjik ini sakti. Terbukti empat penjahat pengganggu desa saja bisa dikalahkan Genjik. Tetapi apa lacur, Kemi sudah dihadapannya. Kalau maksudnya tidak jadi dilaksanakan, kapan lagi punya kesempatan bertemu dengan Kemi. Kemilah satu - satu sumber informasi tentang Genjik. Gudel berharap mudah - mudahan Kemi gampang ditanya, dan mau memberi informasi tentang Genjik. Apa mau dikata. Kalaupun niatnya ini nantinya membawa dirinya bermusuhan dengan Genjik, itu sudah resiko. Inginnya berjasa di depan Menikpun membuat Gudel menjadi berani dan tidak ragu - ragu. " Kamu ini cantik lho, Mi. Cuma sayang kecantikanmu ini jarang dilihat orang, karena kamu jarang keluar rumah. Mbok sering - sering keluar rumah, Mi. Siapa tahu ada perjaka yang kepincut dan lalu mempersunting kamu." Gudel memulai kalimat. Tangannya mengansurkan buah jeruk keprok manis yang selesai dikupasnya kepada Kemi. " Lho bawa jeruk ta, kang." Kemi menerima jeruk yang sudah dikupas, dan karena memang sedang haus langsung jeruk masuk mulutnya yang berbibir agak tebal tetapi sangat menggoda bagi perjaka yang menatapnya. " Sengaja aku bawa untukmu, Mi. Perawan yang cantik." Gudel menggoda. " Ah aneh - aneh kang Gudel ini. Belum ada lho kang, orang yang mengatakan aku ini cantik. " Kemi sambil tersipu. " Lha kamu jarang bertemu perjaka ! Coba kalau sering bertemu perjaka. Pasti akan banyak perjaka yang merayu kamu, Mi." Gudel semakin menggoda Kemi. " Ah, kang Gudel ini ada - ada saja." Kemi terus memasukkan buah jeruk ke mulutnya. " E Mi, Aku mau saja lho jadi pacarmu." Gudel semakin nekat menggoda. Godaan - godaan ini dimaksudkan oleh Gudel agar nantinya kalau dirinya masuk ke inti pertanyaan Kemi tidak merasa sedang ditanyai. " Ah yang bener kang, .... kang Gudel kan sudah jadi pacarnya yu Tumi ta ?" Kemi menjawab dengan nada kemayu. Agaknya godaan Gudel berhasil membuat Kemi tidak merasa kalau dirinya akan ditanyai macam - macam oleh Gudel tentang Genjik. " Mi, jujur Mi. Kamu pernah diapa - apain oleh Genjik ya ?" Gudel mulai memasang perangkap. " Ah kang Gudel ini aneh banget lho." Kemi tersipu. Dirinya ingat ketika dicumbu Genjik. Bibirnya diciumi. Payudaranya diraba dan diremas. bahkan miliknya yang ada diselangkanganyapun pernah dipermainakan Genjik. Dan dirinya menikmatinya. Ingat itu Kemi jadi merinding. Rasanya ingin mengulang lagi. " Kamu sama Genjik kan serumah. Pasti sudah .... sudah ... bercumbu ya, Mi. Dicium ya Mi oleh Genjik. Apa malah sudah di ..... " Gudel tidak meneruskan kalimatnya karena buru - buru dipenggal Kemi. " Kang Gudel ini lho. Bikin aku ingat malam itu saja." Kemi keceplosan, karena memang rasa seluruh tubuhnya merinding mengingat cara Genjik mencumbu dirinya. " E Mi. Genjik pernah cerita sama kamu ya, kalau Genjik itu pernah diberi kekuatan sama Nyi Ramang." Gudel merasa Kemi telah masuk perangkapnya. Maka pertanyaannya mulai dilancarkan. " Pernah kang, kang Genjik pernah cerita itu." Jawab Kemi semangat. Rupanya Kemi telah benar - benar kena perangkapnya. " Lalu Genjik pernah ngomong apa saja, Mi ?" Gudel mencoba menggali apa yang dipunyai Kemi. " Malah kang Genjik tu pernah ngomong kalau kang Genjik ingin memiliki jimat itu kang. Kang Genjik bilang kalau dirinya memiliki jimat itu pasti kang Genjik akan semakin sakti. Gitu lho kang, kang Genjik pernah ngomong." Lagi - lagi Kemi keceplosan. Mendengar kalimat terahkir Kemi, Gudel terkejut tetapi juga lega. Genjik pasti ada hubungannya dengan kematian yu Jumprit. Dipikiran Gudel, Genjik adalah pembunuh. Genjik pasti tega menghabisi yu Jumprit demi jimat itu. Gudel merasa apa yang dikatakan Kemi sudah cukup. Gudel sudah mendapat informasi yang sangat baik. Informasi ini akan disampaikan ke Menik. Menik pasti akan sangat terkejut. Dan dirinya pasti akan memperoleh simpati lebih dari Menik. Tiba - tiba hati Gudel jadi berbunga - bunga. Dibayangkannya Menik akan menyambut informasi yang diperolehnya ini dengan rasa senang dan kemudian menyanjung dirinya. Cintanya kepada Menik akan semakin berbalas. Gudel sangat gembira. Saking gembiranya Gudel menjadi tidak terkontrol. Tiba - tiba dengan gerakan cepat wajahnya didekatkan ke wajah Kemi, dan hidungnya mencium pipi Kemi. Kemi yang memang tidak menduga kalau Gudel mau berbuat demikian hanya bisa kaget. Matanya terbelalak menatap mata Gudel. Gudel yang ditatap Kemi dengan kekagetannya tertawa lepas. Kemi pura - pura memberengut. Padahal hatinya tiba - tiba berbunga - bunga. Ternyata ada juga perjaka yang mau pada dirinya. Ternyata ada perjaka yang mau menggodanya. Tiba - tiba Kemi marasa dirinya cantik. " Kok gitu ta Kang ?" Kemi pura - pura memberengut dan mencoba menampakkan wajah tidak relanya pipinya ditempeli hidung Gudel. " Habis kamu cantik Mi. Aku jadi gemas." Gudel lagi - lagi menggoda Kemi. " Ih... kang Gudel. Kalau yu Tumi tahu, gimana coba ?" Kemi kembali kenes. Lupa pura - pura memberengutnya. " Tumi kan belum isteriku ta, Mi. Hanya baru pacaran saja. Aku suka kamu lho, Mi." Gudel kembali tertawa lepas, sambil tangannya merangkul bahu Kemi. " Ah jangan kang !" Kemi sedikit meronta dari rangkulan Gudel, tetapi rontaannya hanya pura - pura. Gudel tahu kalau Kemi meronta pura - pura. Gudel nekat memeluk tubuh Kemi dan mencium bibirnya. Kemi gelagepan. " Jangan disini kang, dak enak nanti dilihat orang." Kemi yang tiba - tiba dirasuki nafsu untuk dicumbu, menjadi tidak malu - malu mengajak Gudel untuk pindah tempat. Dasar Gudel, dapat angin segar, segera tidak membuang kesempatan. Ditariknya tangan Tumi menuju gerumbul tanaman laos. Gurumbul tanaman laos cukup rimbun. Mampu menghalangi pandangan orang untuk melihat tengah - tengah gerumbul. Kemi yang ditarik Gudel tanpa pikir panjang, dan karena memang tiba - tiba birahinya muncul tidak menolak. Ada rasa ingin sekali dicumbu. Rasa tubuhnya serasa menjadi panas. Payudaranya mengencang. Yang ada diselangkangannya terasa gatal pegal dan membasah. Sampai di tengah gerumbul Gudel segera memeluk tubuh Kemi dan merebahkannya. Yang dipeluk dan direbahkan manut - manut saja. Kemi malah nekat membuka kancing kain yang menutupi dadanya. Buah dada Kemi yang besar segar dan kenyal menyembul dari kain. Tanpa ampun segera dilahab mulut Gudel. Mulai dari digigit - gigit putingnya, disedot - sedot, bahkan dicupang sampai meninggalkan bekas merah lebam. Kemi hanya bisa membuat tanaman laos semakin bergoyang - goyang saja. Tangannya, kakinya, dan tubuhnya yang polah membuat tanaman laos terus bergoyang. Tangan Gudel yang sudah berhasil berada dibalik celana dalam Kemi tidak berhenti bergerak. Mengelus, menekan, mengilik, dan ada jari yang menerobos masuk ke milik Kemi. Kemi sudah tidak ingat apa - apa. Tubuhnya serasa malambung ke angkasa. Melayang bagai kapas terbang terbawa angin. " Mi ... " Gudel berbisik di telinga Kemi sambil tangannya memelorotkan celana dalam Kemi. " Kang....." Kemi mengangguk dan memberi kemudahan bagi Gudel untuk melepas celana dalamnya. Gudelpun dengan sigap memelorotkan celana kolornya, setelah celana dalam Kemi terlepas. Dengan sigap pula Gudel segera melebarkan kangkangan Kemi. Dan segera menempatkan pinggulnya diantara paha Kemi yang terkangkang lebar. Sekilas Gudel melihat milik Kemi yang menggunung berambut tipis halus. Bibirnya terbelah membuka siap diterobos. Mentimun Gudel besar panjang dan sangat kaku, siap mengarah ke milik Kemi. " Mi ....." Disela napasnya yang memburu Gudel sekali menanyakan ke Kemi apakah perawannya ikhlas diambil. " Kang .... " Kemi mengangguk dan sorot matanya yang penuh nafsu berharap agar Gudel segera menghujamkan mentimunnya. Kemi siap menerima. Kemi gadis perawan yang memang sudah masanya memperoleh sentuhan bercinta sangat ingin merasakannya nikmatnya bercinta. Malam itu ketika Genjik mencumbunya hanya membuat dirinya kecewa. Walaupun telah berkali - kali sampai tetapi hanya tangan Genjik yang membuat sampai. Kemi ingin miliknya merasakan milik seorang perjakan. Kemi ingin miliknya diguyur air lelaki. Kemi yang juga napasnya memburu tersengal mengharap Gudel menancapkan mentimunnya. Dan miliknya akan merasakan betapa hangatnya mentimun Gudel. Kemi ingin miliknya segera merasakan guyuran air lelaki seperti ketika ia mimpi basah. Gudel yang melihat Kemi begitu pasrah segera dengan pelahan menempelkan ujung mentimunnya di permukaan milik Kemi. Kemi merasakan hangatnya ujung mentimun Gudel yang terasa lembut di permukaan miliknya. Gudel segera akan mendorongnya. Bersamaan dengan itu suara ribut - ribut terdengar. Pak Lurah, bu lurah dan para pembantunya kembali ke sawah. Suara semakin jelas terdengar, tanda orang - orang itu semakin dekat melangkah. Kemi sangat kaget. Gudelpun demikian. Kemi segera bangkit dan mendorong tubuh Gudel dan segera keluar dari gerumbul melupakan celana dalamnya. Demikian juga Gudel. Segera membetulkan celana kolornya, mengendap - endap dan pergi menjauh dari gerumbul mencari jalan yang tidak mungkin berpapasan dengan rombongan pak Lurah. 

bersambung .......................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar